Senin, 30 Mei 2016



Nama                           : Siti Faridah
NIM                            : 1113034000133
/Prodi/Smester              : Tafsir hadis/VI
Tugas                           : Resensi Buku




“Menggugat Tuhan yang Maskulin”
Penulis : Dr Kaukab Siddique (Diterjemahkan oleh Arif Maftuhin)
Penerbit : Paramadina
Jumlah Halaman : 181 dengan dimensi buku 14,5x20,7x1,3 cm
Tahun terbit : 2002

Buku yang berjudul Menggugat Tuhan yang Maskulin ini sangat menggelitik dan menarik untuk dibaca. Buku ini berbicara tentang gugatan penulis terhadap pernyataan-pernyataan Ulama Kaum muslim atau dari kalangan manapun yang dianggap male-oriented yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Paparan yang disajikan dalam buku ini cukup berani dan sangat tegas dalam menanggapi pernyataan itu. Penulis memaparkan bagaimana seharusnya memahami ayat-ayat dalam al-Qur’an dan hadis yang sering digunakan dalil oleh kaum muslimin dalam penempatan perempuan dan kedudukan serta tugasnya, dengan tegas penulis menyalahkan beberapa ulama yang pendapatnya berbeda dengan penulis yang dianggap menindas dan menjadi budak sejarah dalam memahami suatu dalil. Dikatakan sangat berani karena ada beberapa tema pembahasan yang sangat berani dan sangat berbeda dengan para ulama dikalangan kaum Muslim bahkan ulama klasik yang dianggap kredibel dalam menafsirkan ayat atau mensyarahi hadis, seperti membolehkan perempuan untuk menjadi imam shalat, terlepas dari makmumnya laki-laki atau perempuan. Disana juga dibahas bahwa Wahyu turun pula kepada perempuan, peremuan sangat bisa menjadi pemimpin negara, perempuan berkarir adalah hak yang sangat harus dijunjung tinggi dan lain sebagainya yang semuanya itu dibuktikan dengan dalil dan fakta sejarah.
Dalam buku ini akhirnya terungkap bagaimana islam sangat memuliakan perempuan, dengan penjelasan dalil yang sangat rinci dan mudah difahami ini menjadi sisi kelebihan tersendiri.
Namun, penulis terkesan emosi dalam tulisannya dan banyak mengeneralisir. Dalam Al-Qur’an ada ayat yang menjunjung perempuan, ada ayat yang menjunjung laki-laki, dan ada pula ayat yang menyetarakan keduanya. Posisi-posisi ini justru ada sisi dimana laki-laki dan perempuan dibedakan kedudukannya, disisi lain ada pula yang disetarakan, inilah keadilan Islam. Hal ini yang tidak ada pada bahasan buku ini, Disinilah akhirnya perlu ada penelitian lebih lanjut terhadap tulisan Dr. Tsauqib Sidiique.

0 komentar:

Posting Komentar